Cara Ternak Dan Budidaya Belut Praktis Hasil Maksimal - Ternak Dan Budidaya Belut . Belut merupakan salah satu hewan konsumsi yang memiliki penggemarnya tersendiri . Banyak olahan makanan yang ada saat ini yang menawarkan belut sebagai salah satu makanan yang memiliki cita rasa tersendiri . Sehingga bisa dikatakan bahwa kebutuhan akan ketersediaan daging belut saat ini cukup prospek . Sehingga jika sobat ingin terjun di dunia budidaya belut ada beberapa hal yang perlu sobat perhatikan . Berikut ulasan selengkapnya mengenai Cara Ternak Dan Budidaya Belut Praktis Hasil Maksimal .
Cara Ternak Dan Budidaya Belut Praktis Hasil Maksimal
Pemilihan Lokasi Budidaya Belut
- Secara klimatologis belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
- Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak atau limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
- Suhu udara optimal untuk pertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31°C.
- Prinsipnya kondisi perairan adalah air harus bersih dan kaya akan osigen terutama untuk bibit atau benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.
Peralatan Dan Perlengkapan Budidaya Belut :
- Sediakan wadah yang kedap air yang terbuat dari bak beton, batu bata, bambu semen atau ferrocement, drum atau bahan lain yang memungkinkan. Ukuran bak dapat bervariasi, tergantung kebutuhan. Misalnya saja 2 x1 x 1 meter. Dalamnya bak yang baik antara 0,8 – 1 meter, sedangkan minimumnya 0,60 meter.
Pembuatan Kandang Belut :
1. Tanah yang berstruktur lumpur, persis seperti tanah sawah.
2. Jerami
3. Pelapah pisang
4. Bambu
5. Pupuk kandang (kuda, sapi, kerbau, dsb.)
6. Air
7. Cangkul, parang,
Media Budidaya Belut
- Mula-mula dasar bak diisi tanah lumpur setebal 10 cm, kemudian di atasnya ditaruh jerami yang sudah lapuk setebal 10 cm. Lapisan selanjutnya adalah pelepah pohon pisang yang sudah layu dipotong-potong setebal 10 cm. Kemudian diberi pupuk kandang setebal 10 cm sebagai lapisan ketiga. Pupuk yang dipakai sebaiknya yang sudah jadi. Taburkan lagi di atasnya tanah lumpur setebal 5 cm secara merata. Lapisan paling atas dibentuk miring, sehingga bagian yang terendam air hanya 2/3 bagian saja. Bagian yang tidak terendam air adalah tempat bertelur belut. Ketebalan lapisan keseluruhan sebaiknya 50-60 cm.
Kolam Belut
Kolam budidaya belut tidak perlu luas. Cukup dibangun antara 10-20 meter persegi saja. Sebelum kolam dipergunakan, dasar-dasar tepian kolam sebaiknya dicangkul dulu selebar satu meter dari pematang agar nantinya mudah membentuk lumpur. Perlumpuran akan mempermudah belut mengali lubang perkawinan. Tapi sebelum peternakan ini diairi, terlebih dahulu harus diberi pupuk kandang yang telah matang sebanyak 30 kg untuk kolam seluas 10 meter persegi.
Sebelum air dimasukkan, saluran pemasukan air diamankan terlebih dahulu dengan diberi saringan yang kedap guna menghindari kepergian belut dari kolam. Air dialirkan sampai kedalaman 20 cm di bagian terdalam, dan 15 cm di bagian terdangkal. Sehingga wujud kolam seperti sawah. Lumpur yang harus dibentuk, paling dangkal 15 cm atau lebih, karena dalam masa perkawinan belut jantan suka menggali lubang 10 cm ke bawah lalu membengkok lurus datar, selanjutnya kembali ke atas. Lubang perkawinan ini akan berbentuk huruf “U”. Pastikan air yang menggenangi kolam selalu dalam keadaan mengalir.
Gunakanlah air tawar yang tidak mengandung soda (bekas sabun, deterjen), tidak mengandung racun (pestisida) atau minyak. Contohnya air sungai, air ledeng, dan air sisa dapur yang tidak mengandung sabun.
Indukan Betina
Bagian bawah perutnya membuncit dan transparan. Bagian dalamnya terlihat jajaran bakal telur berwarna kekuningan. Selain itu, bagian kelaminnya—areal dekat dubur—memerah dan membengkak. Belut dengan ciri seperti ini siap dijadikan indukan dan dipijahkan. Satu kilogram indukan sebanyak 46 ekor. Satu indukan dengan bobot seperti ini berisi telur 150 butir per indukan. Pada pembibitan belut, perbandingan jumlah betina dan pejantan yang dimasukkan ke dalam kolam pembibitan adalah 2 : 1.
Indukan Jantan
Berbeda dengan indukan betina, bagian bawah perut pejantan rata dan bagian dalamnya tidak terdapat jajaran telur berwarna kekuningan. Selain itu, bagian kelaminnya—dekat dubur—tidak memerah dan membengkak. Ukuran panjang dan diameter tubuh antara indukan betina dan jantan yang akan dipijahkan sebaiknya tidak terlalu jauh berbeda (seragam).
Perawatan Selama Pemijahan
a. Pemberian Pakan
Selama pembibitan, pakan diberikan 5% dari bobot tubuh keseluruhan indukan. Selain ikan kecil yang selalu berada di dalam kolam, indukan dapat diberikan pakan berupa cacing tanah hidup. Selama budi daya berlangsung, pastikan keberadaan ikan kecil di dalam kolam selalu tersedia agar belut tidak kekurangan pakan dan berpotensi memangsa atau melukai sesamanya. Selain itu, jenis pakan alami lain yang bisa diberikan adalah keong.
b. Pengaturan Air
Selain pemberian pakan, pada kolam pembibitan atau pemijahan juga dilakukan pengaturan air masuk dan keluar. Harus diperhatikan bahwa ketinggian air tidak boleh melebihi tinggi pematang agar sarang belut tidak terendam. Hal ini terutama terjadi pada musim hujan ketika debit air yang masuk meningkat. Ketinggian air pada kolam pennijahan belut berkisar 1-2 cm.
Penyakit dan Penaggulangannya
a. Protozoa
Protozoa merupakan hewan penyebab penyakit bercak putih atau white spot pada belut. Jenis yang biasa menyerang belut adalah lchtyopthiris multifilis. Protozoa jenis ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap suhu, sehingga penyakit ini dapat berkembang di daerah beriklim dingin hingga perairan tropis. Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan memberikan senyawa kimia, seperti Malachite Green.
Pemberian Malachite Green dilakukan dengan dosis 1 gram/10 luas kolam dan diulang setiap dua hari sekali hingga bintik pi menghilang sepenuhnya. Sementara itu, pencegahannya dilaku dengan cara mengkarantina indukan sebelum dimasukkan ke da kolam pemijahan, terutama indukan atau bibit yang didapatkan tempat lain.
b. Bakteri
Bakteri yang menyerang belut berasal dari jenis Aeromonas Pseudomonas. Belut yang terserang bakteri ini jika sudah menyer, akan sulit diobati. Gejala fisik serangan bakteri berupa bercak mera' permukaan tubuh belut yang disertai sekresi lendir secara berlebi dan terjadinya perdarahan.
Penyakit ini muncul jika penanganan dalam pemeliharaan belut ti dilakukan secara tepat. Contohnya, ketika kepadatan dalam ko tinggi, tetapi pH air rendah. Selain itu, penggunaan eceng gondok y terlalu banyak di dalam kolam juga sebaiknya dihindari karena bal gemar berkembang biak di sela-sela akar eceng gondok.
Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan selalu mengontrol pl¬dan menghindari kepadatan belut yang berlebih. Jika perlu, tabur garam ke dalam kolam dengan dosis satu sendok makan garam ur luasan kolam 2 m2.
c. Jamur
Jamur biasanya menyerang jika ada bagian tubuh belut yang terl Jamur juga suka menyerang telur belut, sehingga mengakiba embrio mati dan telur tidak dapat menetas. Jamur yang menye belut dan telurnya umumnya berasal dari jenis Saprolegnia dan Ac Jamur ini dapat hidup pada suhu 0-35° C. Pertumbuhan opt terjadi pada suhu 15--30° C. Serangan jamur berkaitan dengan ku, air yang buruk akibat kurangnya sirkulasi air dan oksigen, serta I amoniak dan bahan organik yang terlalu tinggi.
Serangan jamur ini dapat diatasi dengan pemberian kalium permanganat (PK), Malachite Green, dan garam dapur. Pemberian PK dilakukan dengan dosis 1 gram/100 liter air. Pengobatan dilakukan empat kali berturut¬turut dalam waktu empat hari dengan pemberian PK pada pagi hari. Malachite Green dapat diberikan dengan dosis 1 g/450 ml air.
Demikianlah informasi mengenai Cara Ternak Dan Budidaya Belut Praktis Hasil Maksimal untuk sobat sekalian . Kunjungi informasi lainya seperti Cara Ternak Dan Budidaya Kambing Untuk Hasil Maksimal . Terimakaish